LAPORAN
UJIAN PRAKTIKUM KEJURUAN
PEMBUATAN
SABUN TRANSPARAN
I.
TUJUAN
Dapat
membuat sabun transparan sesuai dengan prosedur yang benar.
II.
DASAR TEORI
A. Pengertian
Sabun
Sabun
adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh
masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai
alat pembersih dan pencuci.
Kandungan
zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun.Zat-zat tersebut
dapat menimbulkan efek, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Sabun
dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak
dan glisrol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan
adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida).Asam
lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan
sabun.
B. Proses
Pembuatan Sabun
Sabun Transparan
adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan
alkali di dalamnya.Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi
biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent) yang
menawan, sabun ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit.
Sabun
dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi
penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5
(COOR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi
pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan
gliserin sebagai produk samping.Gliserin sebagai produk samping juga memiliki
nilai jual.Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali.
Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur
sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi
sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk
ion.
Faktor lain yang
mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan gula, dan glyserin dalam
sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling
essensial adalah kualitas gula, dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan
material mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan
penting dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan yang digunakan
agar sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (
bintik hitam ). Apabila sabun sengaja diwarna, dipilih pewarna yang tahan
alkali.Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih
yang murni.Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan
warna yang baik. Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun
menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk
memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan :
a. Transparan karena gula.
b. Transparan karena
glyserin dan energy.
c. Dimana a dan b digabung
dengan menggunakan minyak castor.
d. Transparansi karena asam
lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill.
Dengan metode pertama,
kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25 %, lemak yang lain adalah tallow
atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun keras. Sabun dididihkan dan
dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam pengaduk untuk dicampur dalam
larutan yang mengandung 10 – 20 % gula sesuai berat sabun.Gula dilarutkan dalam
air dan larutan dipanasi sampai 600C kemudian perlahan – lahan
ditambahkan dalam sabun.Manakala air menguap, sabun jenis tersebut menunjukkan
bintik – bintik dan menjadi lengket karena gula menembus permukaan larutan.
Sabun transparan dari
kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana biasanya dan dibuat
dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan dicampur 96 % dengan
perbandingan satu bagian dalam dua bagian total asam lemak dalam sabun, bersama
glyserin dengan proporsi yang sama.
Metode yang ketiga
minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau lebih dari sepertiga
lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas.Jika minyak castor yang
digunakan hanya perlu 2 % atau 3 % gula.
Metode yang terkhir
kombinasi dari tallow (lemak) 75 % , minyak kelapa 20% , rosin jernih 5 %.
Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan dengan cara pemanasan.
Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan diolah sesuai dengan
pemanasan sempurna.
Kebanyakan sabun
transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih sederhana dan mudah.
Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak dalam ketel, dipanasi sampai
600C.Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan dalam lemak yang
panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah dibuat. Masa diaduk
sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup dan dibiarkan
selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada tonjolan. Kemudian larutan gula
dimasukkan dan akhirnya dan glyserin. Temperatur dari massa dinaikkan sampai 600
C.
Sabun
pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.Perbedaan
utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi
pembuatan sabun.Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),
sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.Selain
itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak biji katun.
C. Macam-macam/Jenis
Sabun
1.
Sabun
berdasarkan Jenis dan Fungsi
a. Transparant Soap
Sabun‘tembus
pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun
ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
b. Castile Soap
Sabun
yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk
formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena
tidak memakai lemak hewani sama sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun
ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada
bagian tubuh.Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki
kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun
ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.Seringkali sabun
jerawat ini mengakibatkan kulit kering Bila pemakaiannya dibarengi dengan
penggunaan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga
akan lebih baik jika Anda memberi pelembab atau clarning lotion
setelah menggunakan Acne Soap.
e. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun
ini biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan.Harganya jauh lebih mahal dari
sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.Cosmetic soapbiasanya
memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada whitening
facial soap dan firming facial soap.
f. Superfatted Soap
Sabun
ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa
lembut dan kenyal.Sabun ini sangat cocok
digunakan untuk kulit kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin,
petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan
iritasi dan jerawat.
g. Oatmeal Soap
Dari
hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan sabunlain,
sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan
sensitif.
h. Natural Soap
Sabun
alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin,
ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential
oil.Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit
sangat kecil.
2. Sabun Berdasarkan wujudnya
a. Sabun cair,
Sabun
cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali.
b. Sabun padat
Sabun
padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH) Selain itu,
Minyak kelapa akan menghasilkan sabunyang
lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
D. Bahan
Pembuatan Sabun Transparan
a. Bahan
utama
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari
daging kelapa segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu relatif rendah.
Daging buah diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut melalui
pemanasan dengan suhu relatif rendah, fermentasi, pendinginan, penambahan enzim,
tekanan mekanis atau sentrifugasi.
a)
Metode
Pembuatan VCO
Beberapa metode pembuatan minyak vco yaitu:
1)
Pembuatan minyak vco
dengan metode tradisional
Pembuatan vco
dengan metode ini yaitu dengan cara dipanaskan seperti membuat minyak kelapa
biasa dengan memanaskan suhu diatas 1000C (100-1100C)
yaitu air diuapkan, minyak dan proteinnya dipanaskan menerus hingga protein
berwujud kerak. Kekurangan dari metode ini yaitu minyak VCO berwarna kuning,
kelebihannya tidak dibutuhkan bahan tambahan.
2)
Pembuatan minyak VCO dengan metode pemanasan bertahap.
Tahap awal dalam pembuatan dengan metode ini yaitu
pembuatan santan kelapa.
Santan yang diperoleh kemudian didiamkan selama 1,5jam sehingga terjadi pemisahan santan menjadi 2 lapisan, lapisan atas
berupa kanil/krim (kelapa
santan), lapisan
bawah berupa skim
(air dan protein). Kemudian memanaskan krim dengan suhu 55-700C
selama ±8jam. Kemudian mengambil minyaknya. Kekurangannya adalah waktunya lama,
harus kontrol suhu dan boros bahan bakar dan(ganti agar dan tdk terulang) tenaga.
Kelebihannya yaitu VCO yang dihasilkan murni dengan rendemen 50%.
3) Pembuatan
minyak VCO dengan
metode enzimatis
Metode ini menggunakan enzim. Enzim yang digunakan yaitu:
papain (daun, getah, & buah
pepaya), bromelin (dari buah nanas), kepiting sungai (dagingnya).
Kelebihan dari metode ini tidak membutuhkan tenaga yang banyak, kekurangannya
adalah membutuhkan waktu yang lama (24 jam).
4) Pembuatan
minyak VCO dengan
metode sentrifugasi
Tahap awal dalam pembuatan dengan metode ini yaitu pembuatan
santan kelapa. Santan
yang diperoleh kemudian didiamkan selama 1,5 jam sehingga terjadi pemisahan santan menjadi 2 lapisan, lapisan atas
berupa kanil/krim (kelapa
santan), lapisan
bawah berupa skim
(air dan protein). Krim yang didapat dimasukkan kedalam kuvet-kuvet
kemudian ke sentrivius. Menggunakan
alat sentrivius karena dapat memecah
ikatan lemak karena kecepatan putarannya cepat (20000 rpm). Kekurangan dari
alat ini adalah mahal harganya.
5)
Pembuatan minyak VCO dengan metode pengasaman
Tahap awal dalam pembuatan dengan metode ini yaitu
pembuatan santan kelapa.
Santan yang diperoleh kemudian didiamkan selama 1,5 jam sehingga terjadi pemisahan santan menjadi 2 lapisan, lapisan atas
berupa kanil /krim(kelapa
santan), lapisan
bawah berupa skim
(air dan protein). Tambahkan asam asetat kedalam krim santan yang telah
dipisahkan. Sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak,
tengah berupa blondo dan bawah berupa air. Untuk mendapatkan hasil yang efisien
dalam pembuatan minyak VCO dengan metode ini perlu memperhatikan faktor suhu
dan umur daging kelapa.
6)
Pembuatan minyak VCO dengan metode pancingan
Tahap awal dalam pembuatan dengan metode ini yaitu
pembuatan santan kelapa.santan yang diperoleh kemudian didiamkan selama 1,5 jam sehingga terjadi pemisahan santan menjadi 2 lapisan, lapisan atas
berupa kanil/krim, lapisan bawah
berupa skim. Setelah dipisahkan antara krim santan dan air/skim, tambahkan
minyak pemancing ke dalam krim santan dengan perbandingan 1:3. Penambahan
minyak pancingan ini berfungsi untuk merusak kestabilan emulsi krim santan,
sehingga terbentuk 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak, tengah berupa
blondo dan bawah berupa air.
7)
Pembuatan minyak VCO dengan metode pendiaman
Pembuatan VCO dengan metode ini, minyak yang dihasilkan
kurang efisien dan kurang banyak, karena proses pembuatannya hanya dilakukan
dengan cara didiamkan serta tidak ada zat atau unsur lain yang membantu dalam
proses pembuatan minyak seperti pada metode pengasaman dan pancingan.
Penambahan zat
kimiawi anorganis dan pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu tinggi
berlebihan juga tidak diterapkan. Hasilnya berupa minyak kelapa murni yang
rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Apabila beku warnanya putih murni
dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening.
2.
Natrium Hidroksida ( NaOH )
Natrium
hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda kaustik atau soda api yang
merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH
berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap kelembapan. Natrium
hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun yang disebut dengan
saponifikasi.
b.
Bahan Pendukung
1.
Asam Stearat
Asam stearat
merupakan monokarboksilat berantai panjang (C18) yang bersifat jenuh
karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam stearat
dapat berbentuk cairan atau padatan. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat
berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.
2.
Etanol
Etanol (etil
alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan senyawa organik
dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan
sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan
lemak.
3.
Gliserin
Gliserin adalah
produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk
menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi
sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir sedang ataupun pada kondisi
kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Gliserin
berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.
4.
Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida
(garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan bersifat
higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan untuk pembusaan sabun,
juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan penurunan
jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap
seimbang selama proses pemanasan.
5.
Gula Pasir
Gula pasir
berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan sabun transparan, gula pasir
berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula
pasir dapat membantu perkembangan kristal pada sabun.
6.
Asam Sitrat
Asam sitrat
memiliki bentuk berupa kristal putih. Berfungsi sebagai agen pengelat
(chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga mampu
mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat pemanasan. Asam sitrat juga
dapat dimanfaatkan sebagai pengawet dan pengatur pH.
7.
Pewarna
Pewarna
ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk menghasilkan produk sabun yang
beraneka warna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk
kosmetik grade.
8.
Pewangi
Pewangi
ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk memberikan efek wangi pada produk
sabun. Pewangi yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk
parfum dengan berbagai aroma (buah-buahan, bunga, tanaman herbal dan
lain-lain).
E. Standard
Kualitas Sabun Transparan
Informasi
BB Pascapanen menyatakan bahwa parameter mutu yang dianalisa adalah kemasaman
(pH), karakter kekerasan, kadar asam lemak bebas (free fatty acid/FFA), nilai
ketengikan, kadar air, dan bilangan penyabunan.
Mengenai
pH, diketahui sabun transparan komersial memiliki pH 9,34. Dalam formulasi
sabun transaparan, pH terkait jumlah penggunan basa yang menentukan jumlah
penambahan etanol. Semakin banyak basa yang digunakan, akan semakin sedikit
etanol yang dapat ditambahkan sehingga pH tetap tinggi.
Karakter
kekerasan sabun transparan harus cukup baik sebagai indikasi masa pemakaian
yang lebih lama. Nilai kekerasan sabun komersial berada dalam rangkaian 0,967
hingga 6,867 kg/cm2. Sedangkan mengenai transparansi, sabun akan semakin jernih
bila etanol yang digunakan semakin murni.
F. Manfaat
Sabun Transparan
Sabun
adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan
bantuan air.Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan
suatu cairan dan di antaramuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga
mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Sabun
merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang
panjang.Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada
jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras
adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun
lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun berfungsi untuk mengemulsi
kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi
lemak minyak dengan larutan alkali dengan membebaskan gliserol. Lemak minyak
yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak
ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.Sabun dengan
jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah di pasaran
seperti sabun mandi dan sabun cuci, baik untuk pakaian maupun untuk perkakas
rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
III.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No
|
Nama
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Neraca digital
Kompor listrik
Gelas ukur
Gelas ukur
Batang pengaduk
Gelas beker
Gelas beker
Termometer
Gelas arloji
Gelas Beker
Cawon
porselinPipet Tetes
Statif
& Klem
|
Standar
Standar
25
mL
50
mL
Standar
250
mL
50
mL
Standar
Standar
100
mL
|
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
|
B. Bahan
No
|
Nama
bahan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
VCO
NaOH30 %
Asam stearat
Etanol
Gula pasir
Gliserin
Pewarna
Pewangi
|
25
gr
13,75
mL
13,75
gr
22
mL
4
gr
22
mL
2
tetes
4
tetes
|
IV.
RANGKAIAN ALAT
Gambar 1. Proses Pembuatan Sabun
V.
LANGKAH KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan.
2.
Menimbang VCO 25 gr, Etanol 22 mL, NaOH
13,75 mL, Gliserin 22 mL, Asam Stearat 13,75 gr, Gula pasir 4 gr, Pewarna dan
pewangi.
3.
Memanaskan campuran 25 gr VCO dan 13,75
gr asam stearat dalam gelas beker diatas kompor listrik pada temperatur 600C-650C
4.
Memanaskan larutan NaOH 30% sebanyak
13,75 mL dalam gelas beker dan jaga temperatur tetap 400C.
5.
Memasukkan larutan NaOH ke dalam minyak
secara perlahan-lahan dan jaga temperature ±600C, aduk sampai
homogen.
6.
Memasukkan etanol, gula dan gliserin
pada sabun hasil saponifikasi, aduk dan jaga temperatur ±600C.
7.
Menambahkan pewarna 2 etes dan pewangi 4
tetes.
8.
Mencetak sabun.
9.
Menunggu sampai mengeras.
10. Melakukam
uji mutu
a.
Transparansi
b.
Kekerasan
c.
Kelarutan
dalam air
d.
pH
e.
Randemen
Rumus randemen = X 100%
DIAGRAM
ALIR PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
T= 600C-650C
Pemanasan
±15 menit
T= 400C
VI.
DATA PERCOBAAN
1.
Percobaan
1
|
|
2.
Percobaan 2
|
Transparansi
|
:
|
Transparan
|
|
Transparansi
|
:
|
Transparan
|
Kekerasan
|
:
|
Keras
|
|
Kekerasan
|
:
|
Keras
|
Kelarutan dalam air
|
:
|
Mudah larut
|
|
Kelarutan dalam air
|
:
|
Mudah larut
|
pH
|
:
|
10
|
|
pH
|
:
|
10
|
VII.
PERHITUNGAN
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam
praktik pembuatan sabun transparan ini, ada beberapa hal yang perlu dibahas
diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk
memperoleh sabun yang baik, suhu larutan pada proses pembuatan pada range 60 –
65°C. jika suhu dibawah 60°C sabun yang dihasilkan akan menggumpal.
2. Terjadi
penggumpalan pada sabun disebabkan oleh NaOH. Sifat NaOH yang eksoterm menyebabkan
panas berlebih sehingga suhu larutan akan bertambah tinggi, dimana fungsi NaOH
adalah menetralisir asam dan membantu proses pembentukan sabun.
3. Reaksi
signifikan yang terjadi adalah :
C3H5
(COOR)3 + 3 NaOH
3RCOONa + C3H5
(OH)3
(minyak/VCO) (soda kaostik) (sabun) (gliserol)
4. Penambahan
alkohol, gula pasir dan gliserin harus dilakukan secara berurutan. Sesuai
dengan fungsinya yaitu sebagai solven kemudian pembentuk transparasi dan
kristalisasi lalu melembabkan sabun yang berefek pada kulit.
5. Dari
uji mutu yang dilakukan sabun yang saya hasilkan memiliki transparasi kuning
jernih transparan dengan sifat sabun keras dan pH sabun 10, sabun tersebut
dapat larut dalam air dan sabun tersebut bersifat basa. Sabun ini sesuai dengan
standar SNI.
6. Sebelum
melakukan pencetakan sabun, jika terdapat buih pada larutan, maka buih tidak
ikut tercetak dan tidak mempengaruhi penampilan sabun.
IX.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah saya lakukan, dapat
disimpulkan bahwa dalam pembuatan sabun transparan ini dipengaruhi oleh suhu
NaOH pencampuran yang homogen dan pengontrol suhu. Sabun yang saya
hasilkan memiliki transparasi kuning jernih transparan dengan sifat sabun keras
dan pH sabun 10, sabun tersebut dapat larut dalam air dan sabun tersebut
bersifat basa.Sabun ini sesuai dengan standar SNI.Randemen sabunI sebesar 73 %
dan randemen sabun ke-II sebesar 87,6 %.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011.Kelapa Indonesia.http://kelapaindonesia2020.wordpress.com
Anonim.2011.Sabun.http://id.wikipedia.org
LAMPIRAN
1. Proses pembuatan VCO
|
|
Aquadest
|
Kain Mori
|
|
|
Indikator PP
|
Pemarut keju
|
|
|
Gelas Ukur
|
Neraca Digital
|
|
|
Alumunium Foil
|
Alkohol Netral
|
|
|
Pipet Ukur
|
NaOH
|
|
|
Corong Pisah
|
Serbet, lidi,
karet
|
|
|
Gelas ukur
|
Saringan
|
|
|
Baskom
|
Gelas Bekker
|
|
|
|
|
Proses
pemarutan daging kelapa
|
Proses
ekstraksi
|
|
|
Proses
filtrasi (pengambilan santan)
|
Proses
memasukkan santan
|
|
|
Proses
mendiamkan selama ± 1 jam
|
Proses
pemisahan antara skim dan krim
|
|
|
Proses
pemanasan krim
|
Proses
penyaring VCO
|
2.
Proses pembuatan sabun transparan
|
|
Alkohol
|
Gliserin
|
|
|
NaOH
|
Asam Setearat
|
|
|
Gula Pasir
|
Pewarna & Pewangi
|
|
|
Cetakan
|
Kompor Listrik
|
|
|
Indikator Universal
|
Neraca Digital
|
|
|
Proses menimbang VCO
|
Proses menimbang asam stearat
|
|
|
Proses menimbang gula
|
Proses pemanasan vco dan asam stearat
|
|
|
Proses saponifikasi
|
Penambahan alkohol, gula dan gliserin
|
|
|
Proses mencetak sabun
|
Proses finishing sabun
|
|
|
Produk sabun transparan
|
|